Hidup kita terus berjalan.
Terkadang jalanan yang kita lalui lurus, berkelok, tikungan tajam, mendaki,
atau malah menukik tajam. Kebanyakan dari kita akan mengeluh saat kehidupan
kita jatuh, dan sebagian lagi akan bersyukur ketika mereka mencapai puncak setelah
mendaki begitu tinggi. Manusiawi. Apakah cuma gitu aja?
Manusia banyak macamnya. Gitu juga dengan keluhan kita, beraneka
rupa juga. Anehnya, nggak seperti
ke-manusiawi-an di atas, di jalan yang lurus pun saya mengeluh!
Awal tahun 2012 ini, setelah saya
lulus dari salah satu sekolah kedinasan, hidup saya lurus-lurus saja. Tanpa
pendakian yang tinggi atau jurang yang dalam. Toh, tetep saja saya mengeluh.
Bosan!! Di sela keluhan itu terselip caci maki kenapa nggak ada panggilan magang seperti halnya alumni-alumni sebelumnya. Yaaah, meskipun mereka menghibur bahwa
beberapa tahun lalu pun ada yang senasib dengan angkatan saya, bahkan lebih
menyedihkan.
Setelah panggilan magang datang,
dan magang sudah berjalan berbulan-bulan, masih aja ada keluhan. Apalagi? Lagi-lagi bosan!! Banyak yang sudah
menanti-nanti penempatan. Penempatan ke pulau-pulau di Indonesia.
Mungkin ya, nanti tetap akan
terdengar suara keluh kesah dari tempat saya bekerja. Terpencil lah, sepi lah, jauh dari keluarga lah,
ini lah, itu lah, dan lah lah yang
lainnya.
Selalu aja alasan untuk mengeluh.
Pasti ketemu tanpa kita susah-susah mencari di kolong meja atau di balik
langit-langit kamar. Sebaliknya dengan syukur. Banyak alasan untuk bersyukur,
tapi kita jarang mau repot mengingatnya. Kita bernafas detik ini patut
disyukuri kan?
Karena kita manusia, wajar ada
keluhan. Dengan kita curhat tentang keluhan
kita ke orang yang kita percaya, sah-sah saja kok. Asalkan, masih ada poin kehidupan yang kita syukuri. Seimbang gitulah.
Jujur, saya bosan juga mengeluh,hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar