18 April 2010

Satu Detik Kita Sebelumnya

Ketika saya mendapat tugas menulis tentang manajemen waktu, saya agak bingung. Alasannya, saya sendiri merasa belum mampu mengatur waktu dengan baik. Saya hanya masih berusaha dan terus berusaha membagi waktu. Marilah kita memulainya bersama-sama.

Sebenarnya, manajemen waktu yang baik tidak selalu berarti bahwa orang itu sibuk dengan banyak kegiatan di sana sini. Inti sebenarnya adalah bagaimana membuat setiap detik waktu anda menjadi bermanfaat. Dan bermanfaat juga tidak berarti harus jadi aktivis lho, tapi jadi aktivis juga tidak salah. Mengapa saya bilang seperti itu? Karena banyak orang yang merasa menjadi aktivis justru lupa dengan lingkungannya bahkan ada yang menganggap orang yang tidak aktif seperti dia itu apatis. Salah kan?

Tetapkan tujuan Anda. Set your goal!. Akan tetapi, banyak orang terjebak terlalu lama dalam merumuskan tujuan, bahkan menjadi ragu-ragu, akhirnya justru tidak terlaksana. Ingatlah satu hal, yaitu batas waktu. Batas waktu itu mungkin saja hari ini, besok, lusa, satu jam lagi, bahkan 1 detik lagi. Apakah batas waktu itu? Sesuatu yang benar-benar membatasi waktu seseorang berkarya adalah kematian. Bukankah kematian bisa datang kapan saja? Bisa saja satu tarikan nafas ini adalah yang terakhir. Terlalu banyak probabilitas di dunia ini.

Tidak mudah memang mengingat waktu kita hanyalah sedikit. Kita, yang berarti saya dan Anda, seringkali lupa kita ini merugi dengan banyaknya waktu yang terbuang percuma. Semua harus dimulai dengan kesadaran, kemudian perubahan, pelan-pelan tapi pasti. Tuhan juga menilai proses, dan tentu saja dengan hasil yang baik, nilai kita akan semakin baik di hadapan Tuhan.

Jika saya tadi menyebutkan menentukan tujuan kadang terlalu lama dan menghambat, maka tentukan satu saja tujuan umum tapi sederhana, yaitu bermanfaat bagi orang lain, sekecil apapun itu. Walaupun kita sendiri diliputi banyak kekurangan, tapi yakinlah semua pasti memiliki manfaat, semua memiliki peran dan saling melengkapi dalam kehidupan.

Karena waktu yang terbatas, prioritas kegiatan pun layak disusun. Kita mendahulukan kegiatan-kegiatan, mulai yang terpenting, sesuai dengan intensitasnya. Dan jangan lupa ibadah dan istirahat pun penting. Bercanda dengan teman-teman kita pun penting, berbagi pengalaman dengan orang lain, dan masih banyak lagi hal-hal yang kadang terlihat kecil, biasa saja, ternyata memberikan efek yang luar biasa dalam langkah-langkah kita selanjutnya.

Akan tetapi, hidup penuh dengan ketidakpastian. Walaupun prioritas sudah ada di pikiran Anda, tetaplah berusaha melakukan apa yang bisa dilakukan sekarang, jangan terlalu sering menunda sesuatu. Hanya kadang kala penundaan itu perlu, untuk member nafas pada otak, melancarkan saluran gagasan yang tersumbat, dan mencari inspirasi.

Yang terakhir adalah keseimbangan. Hidup anda harus seimbang, antara berkarya, waktu untuk hidup pribadi Anda, teman-teman Anda, dan tentu saja untuk ibadah. Mengapa? Karena hanya Dia yang mampu memperpanjang waktu Anda di dunia. Bersyukur dan instropeksi diri sebelum kita menyesali satu detik kita sebelumnya.

*sebuah tulisan untuk sebuah acara di STAN*>>i just wanna write...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar