16 April 2010

Masihkah Mertua Bijak Pilih Orang Pajak??


Jargon lama pernah terdengar “mertua Bijak Pilih orang Pajak”(hehe..bukan Orang Bijak Bayar Pajak)…Kira-kira kenapa?

Saya yakin kok ga semua orang pajak itu koruptor, dan saya juga masih yakin gag banyak koruptor di Ditjen Pajak, dan tentu saja Depkeu. Ya mungkin banyak orang yang mulai menggeneralisasi bahwa Depkeu penuh dengan korupsi yang busuk. Itu sama aja dengan pandangan dunia internasional yang beranggapan bahwa Indonesia penuh dengan teroris dan hobi mengebom orang asing. Mau ga kita dianggap kayak gitu? Ya emang karena perbuatan segelintir orang, nyaris seluruh lingkungan di sekitarnya kena getahnya…

Jadi jangan menganggap pemerintah penuh koruptor ya, kasihan orang-orang baik yang masih berjuang di sana.

Dimana-mana mulai didengungkan gerakan anti bayar pajak. Dan kalo ga salah ada jargon “Bayar Pajak?Nanti aja deh…”.

Kalo memandang alasannya sih masuk akal. Rakyat gag mau pajak yang susah payah dibayarkan hanya dinikmati oknum-oknum tertentu. Niat itu bagus banget lho. Udah ada niat memerangi korupsi.

Saya sendiri juga bisa memahami kekesalan masyarakat. Wajar kok fenomena ini terjadi. Dan boikot bayar pajak pun bisa jadi salah satu alternative cara yang layak dilakukan untuk mendesak pemerintah bertindak lebih tegas. Tapi, buat saya seharusnya tindakan boikot bayar pajak ini seharusnya tidak berlangsung lama…

Lho iya lho. Banyak efeknya, yang pasti pendapatan Negara turun gede-gedean kalo orang ga mau bayar pajak. Bisa-bisa gaji guru nunggak dibayar gara-gara Negara gag punya penddapatan. Banyak anak-anak (saya juga) merintih kelaparan (lebayyy…). Efeknya berantai. Bisa jadi pas nanti APBN-Perubahan terjadi perubahan asumsi pendapatan Negara secara drastic. Ya kalo pendapatan aja berkurang, pengeluaran pun harus dikurangi. Atau kita mau ngutang lagi ke luar negeri? Nanti anak cucu kita lahir dengan membawa hutang bertumpuk…sapa coba yang mau??

Gerakan boikot bayar pajak boleh dilakukan, asal jangan lama-lama…Dan mungkin belum disadari juga, ada kemungkinan gerakan boikot bayar pajak ditunggangi oleh WP WP yang selama ini emang sengaja ga mau bayar pajak. Mereka sekarang berteriak kegirangan, selain banyak temennya juga mereka punya alasan mahasakti, yaitu “Ngapain bayar pajak, kalo ujung-ujungnya dikorupsi..”. Mereka dengan leganya akhirnya bisa mengemplang pajak….

Seharusnya reformasi tidak berlangsung secara berantai. Bukan “ Saya akan bayar pajak setelah pajak”. Nanti bisa jadi ada yang bilang “ bagaimana kami mau menunjukkan reformasi di bidang pengelolaan pajak, yang bayar pajak aja ga ada gini”…hayoo, siapa yang harus mulai duluan??

Kesadaran bayar pajak secara jujur dan niat melakukan reformasi perpajakan harus dimulai secara serentak. Ga mudah sih, tapi apa sih yang ga mungkin di dunia ini??

Buat temen2 pajak,..tetap semangat. Tunjukkan kredibilitas dan integritas kalian. Dan untuk anak2 anggaran, jangan samapai kita kalah dengan anak pajak (dalam hal korupsi atau apa nih???)…

Dan saya pun kemarin sudah dipanggil sebagai juniornya GT…buset,maksudnya apa om???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar