1 Maret 2013

Ini Kamarku

sumber
Sebenarnya saya adalah salah satu manusia yang tidak terlalu suka di dalam ruang tertutup. Tapi bukan klaustrophobia juga lho. Hanya nggak suka aja. Oleh karena itu, saya lebih suka pintu-pintu kamar di rumah terbuka. Bahkan pintu rumah yang mengarah ke luar sering saya buka meskipun sudah diperingatkan soal masalah keamanan. Selain pintu, jendela juga saya buka lebar-lebar. Bukan karena saya hobi masuk rumah lewat jendela, tapi karena enak aja gitu ada aliran udara di dalam rumah. Untunglah kebiasaan buka-pintu-dan-jendela ini tidak berlaku untuk kamar istimewa, kamar mandi dan toilet.

Kebiasaan tersebut masih saya lestarikan saat di bangku kuliah. Kamar saya termasuk kamar yang teramat sering terbuka pintu dan jendelanya. Saat ke kamar mandi atau nonton tv bersama gerombolan teman kos Al Kausar 51, pintu saya sering saya biarkan terbuka. Toh tetep aman kan.

Kebijakan pintu terbuka ini sepertinya dianggap semacam isyarat bagi teman-teman untuk dolan ke kamar saya. Buat ngobrol, curhat, liat-liat kamar, atau sekadar nebeng ngacak-acak tempat tidur yang telah tertata rapi. Nggak apa-apa sih asal tahu diri aja, misalnya bawa cemilan gitu,hahaha. Tapi sumpah ya, benar-benar orang nggak tahu diri yang tiba-tiba masuk kamar tanpa izin terus tiduran dan ngacak-acak tempat tidur tanpa mberesin sama sekali dan pergi tanpa rasa bersalah.

Bahkan di masa magang ini saya juga acapkali membuka pintu lebar-lebar. Kamar yang tidak terlalu luas membuat hawa gerah melingkupi kamar. Tapi yaa ada aja temen yang nyelonong masuk ke kamar. Agak herannya saya itu temen kamar sebelah jarang membiarkan pintu kamarnya terbuka. Orang punya kesukaannya masing-masing.

Tapi bicara pintu dan jendela, tentulah mereka memiliki tujuan mahamulia saat diciptakan. Untuk keamanan dan kenyamanan. Menjaga keamanan penghuni dan seluruh barang-barang di kamar tersebut. Sedangkan kenyamanan bermakna menjaga privasi si empunya kamar.

Jadi sungguh tidak sopan sekali ketika kamu membuka atau berusaha membuka pintu kamar orang lain tanpa minta izin seperti mengetuk pintu atau mengucapkan salam terlebih dahulu. Kesopanan ini sangat penting, sampai-sampai Nabi Muhammad yang mulia memerintahkan kita mengucapkan salam 3x saat bertamu. Bila tidak ada jawaban, berlapang dadalah untuk mengurungkan niat bertamu.

Lain lagi dengan jendela. Jendela yang tertutup itu berarti tidak boleh dibuka tanpa izin (kecuali keadaan darurat). Bahkan meskipun jendela terbuka, namun tirai-nya menutup berarti kita nggak boleh membuka tirai tersebut ataupun hanya mengintip. Gimana coba, saat kita membuka jendela atau membuka tirai tanpa izin, si pemilik kamar sedang berganti baju?

Akan tetapi, apabila mencurigakan semisal si penghuni tidak terlihat selama beberapa hari dan tidak bisa dihubungi atau tercium bau tidak sedap bolehlah kita mengintip kamarnya. Soalnya pernah beberapa kali saya mendengar kisah tragis seseorang wafat tapi telat diketahui tetangganya. Kasihan ya L

Kesopanan tetap wajib dijunjung dimana saja Sepele memang, tapi kebiasaan beradab yang diajarkan papi mami di rumah harus tetep dipelihara walaupun sekarang kita jauh dari rumah. Hormatilah privasi orang lain. Orang lain menilai tingkat kesopanan dan peradaban kita dari apa yang kita lakukan sehari-hari.

Ini kamarku dan tolong hormati itu. Seperti saya menghormatimu dan kamarmu J

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar