13 September 2012

Lo Jual, Gua Ga Jadi Beli!


Kalo kita berbicara tentang pasar tradisional, satu ciri khas yang tak akan hilang adalah tawar-menawar antara penjual dan calon pembeli. Kebanyakan orang berpengalaman-bahkan bisa dibilang ahli- dalam menawar dalam kegiatan jual beli tersebut. Sebagian lagi, termasuk saya, tergolong cupu untuk urusan ngotot menawar harga suatu barang. 

Salah satu tips dari pacar saya yang lumayan jago menawar barang adalah tawarlah separuh dari harga penjual. Untuk pakaian, bila tawaran kita ga tembus, bisa kita coba untuk menaikkan tawaran dengan kelipatan 2.500 perak saja. Saya hanya bisa manggut-manggut saja ketika ibu saya pun mengamini wejangan tersebut. Saya penasaran mungkin jenis kelamin berpengaruh dalam kemampuan tawar-menawar. :p
Pengalaman menawar-kalo bisa dibilang begitu-yang terjadi beberapa waktu lalu lumayan “mencoreng” wajah saya. 

Jadi, bukan suatu kebetulan ketika Piala Eropa 2012 bergulir, saya ikut terjangkit demam-nya. Saya pingin beli jersey bola. Di Jaksel, ada suatu tempat, kayak pasar gitu yang menjual berbagai piranti olahraga, termasuk jersey bola. Tempat bernama Taman Puring itulah yang menjadi tujuan belanja saya di hari yang cerah itu :D

Selalu ada yang nitip minta dibeliin ketika kita ketahuan mau ke Taman Puring. Titip, bukan nemenin. Yaps, dan salah seorang temen saya juga nitip minta dibeliin kaos bola juga. Pesenannya sih negara Eropa Timur, terserah apa aja.
tampur


Meluncurlah saya ke Tampur. Cari kaos bola? Jangan ditanya, bertebaran dimana-mana. Tinggal dipilih dipilih. Tapi jersey negara Eropa Timur itu perkara lain, langka. Hingga sampailah saya di satu lapak. Tergantung jersey Rusia.
jersey rusia

“Berapa bang yang Rusia?”

“Sembilan belas mas.”

Agak heran mendengar nominal harga yang disebut si abang. Dari bahan kaos sama sablonannya sih tebakan saya 30-50an. Ternyata 19 aja. Okelah, saya telpon dulu si pemesan. Tanpa banyak cing cong, dia bilang “Beli!!”

“Gimana mas. Temennya mau?” Rupanya si Abang mendengar percakapan saya tadi.

“Iya mas.” Tangan saya terulur memberikan uang dua puluh ribu rupiah. Lebih seribu rupiah.

“Mas, jangan becanda dong.” Si Abang tiba-tiba nyolot.

“Lho sembilan belas kan harganya?”

“Maksudnya seratus sembilan puluh ribu mas!”

Ngiiiik..ternyata harganya sembilan belas..dikali sepuluh! Astagfirulloh..sebelum saya digebuk si abang, saya memilih kabur dalam kerumunan pembeli.

“Sori bang, ga jadi dah.”

Hati-hati dalam menawar sebelum anda digebuk si abang penjual.
OK, case closed!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar