16 April 2011

Perangkap Derma



Sore itu, sebagaimana biasanya aku di kos saja. Memandangi om paruh baya itu berbicara kesana kemari, berpakaian rapi dan matanya yang “tersenyum”. Dia berkata padaku macam-macam.
….
Suatu hari seorang wanita sedang berbahagia, dan tentu saja dia ingin membagi kebahagiaan itu. Sore yang indah, maka dia memutuskan berjalan-jalan di taman dekat rumahnya. Tak berapa jauh dia berjalan, tampak seorang anak muda duduk-duduk santai di sebuah bangku panjang.
Sendirian.
Si wanita berjalan pelan-pelan menuju si pemuda. Dia berhenti sejenak, dan mengambil dompet di tas kulitnya. Dibukanya dompet itu, diambilnya uang merah seratusan ribu rupiah. Tak disangka diulurkan uang itu ke arah si pemuda.
“Untukmu, Nak.”
“Kenapa Anda memberi saya uang, Pak?”
“Saya sedang bahagia, dan saya ingin memberi orang lain.”
Meskipun agak curiga, pemuda itu pun menerima.
“Terima kasih”
Besok sore, si bapak berjalan-jalan lagi, ketemu lagi dengan si pemuda, dan kejadian kemarin terulang lagi. Kejadian serupa terulang beberapa hari ke depan sehingga si pemuda penasaran dan mengikuti si bapak itu pulang secara diam-diam. Rumahnya biasa, sederhana. Tak ada mobil, hanya pot-pot bunga.
Sore itu si pemuda duduk-duduk di taman seperti biasa. Akan tetapi, si bapak tak jua datang. Si pemuda bergegas ke rumah si bapak itu. Dipencetlah bel, tak lama si bapak keluar.
“Ada apa Nak, kau datang kemari?”
“Aku ingin minta uang, seperti setiap sore kau memberiku.”
Si Bapak terdiam.
“Berapa?”
“Berapa aja boleeeeee..”
…..
Aku mengangguk-angguk. Antara mengerti tidak mengerti. Mengapa si bapak suka memberi uang dan mengapa si pemuda menjawab “Apa aja boleeee..”
Tapi semoga kita bisa mengerti isyarat ilmu di dalamnya. Bahwa kadang derma itu memerangkap kita, menjebak kita akan kebiasaan menengadahkan tangan.
Kebaikan terbaik adalah kebaikan yang mendorong orang lain berusaha lebih baik..
Om berjidat mengkilat pun berkata “Super sekali.”
Kupencet tombol remote untuk mengganti channel..”Apa aja boleeee..”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar