15 April 2010

Dimana Ada Asap, Disitu Ada Rokok

Saat ini lagi anget-angetnya masalah fatwa haram rokok dibicarakan dimana-mana. Mulai dari diskusi serius di televisi sampai para tukang becak di pinggir jalan…atau malah adik-adik kecil kita juga ikutan ya?hehe

Banyak pro dan kontra mengiringi fatwa ini, baik dari MUI maupun dari Muhammadiyah. Tapi saya sendiri cuma bisa senyum aja kalo denger orang-orang bicara tentang fatwa ini. Sejauh ini sih banyak yang kontra, soalnya mereka juga perokok.hehe..

Pernah saya di televisi ada yang komentar,” Emang yang bikin aturan ga ngrokok?”. Hahaha…menohok sekali kata-kata itu. Seperti nasihat teramat bijak dari seorang bapak kepada anaknya “Nak, kamu jangan ngrokok ya. Jangan ditiru,”sang bapak lalu menghisap rokoknya dalam-dalam.hehe

Ironis ga sih?

Barang satu ini, yang katanya jadi penyambung perut banyak orang, jadi kebutuhan pokok banyak orang, sumber pendapatan Negara yang menggiurkan, tapi di pihak lain ditentang habis-habisan oleh kaum pemerhati kesehatan dan hak asasi anak.

Dari segi kesehatan, rokok merusak kesehatan. Kesehatan si perokok maupun kesehatan si penghisap rokok. Eh, tapi ada yang membantah kalo itu udah hak asasi manusia. Seakan-akan hak asasi tidak memiliki batas….

“Merokok itu hak dan pilihan orang kok.” Iya sih, tapi banyak juga perokok yang nggak menghormati hak orang lain. Udah banyak kalimat larangan merokok terpasang dimana-mana, tapi asap rokok masih aja bertaburan di tempat umum. Padahal udah ada larangannya (penegak hukumnya aja ngerokok,haha..). Mana mempan itu aturan. Keras tapi lembek.

Rokok dibikin dari tembakau. Dan katanya, bisa-bisa banyak petani tembakau kehilangan rejeki atas fatwa haram rokok ini. Rokok bukan milik satu agama. Rokok gag dibuat untuk satu kaum saja lho, jadi ya masih banyak kok yang mau beli rokok. Dan saya juga yakin pasti tembakau punya manfaat lain selain Cuma diisep-isep gitu. Ciptaan Tuhan pasti ada manfaatnya…rejeki itu dari Tuhan, bukan dari rokok..(kata pak ustad)

Industri rokok memang menyerap tenaga kerja yang besar dan pasar yang menggiurkan. Dan tentu saja keuntungan yang besar pun akan mengalir ke pemilik industry ini. Redistribusi pendapatan?saya meragukan ini terwujud. Yang kaya makin kaya, yang miskin tetep aja miskin.

Dan bagi banyak orang rokok adalah kebutuhan yang maha penting. Rokok dulu baru nasi. Bahkan ada yang masih tega ngrokok tapi anaknya putus sekolah. Ya jadi anaknya ikut-ikutan ngrokok.hemmm…

Banyak yang memperdebatkan rokok bagi anak-anak. Kalo masih anak-anak ga boleh ngrokok, berarti kalo udah dewasa boleh dong. Tapi yang namanya anak remaja, selalu pengen tahu,..mending sih setelah sebatang lalu stop, yang ada juga kecanduan. Didukung lagi banyaknya iklan rokok yang bisa diakses anak-anak. Bahkan ada kesan dewasa dan “jantan” kalo ngrokok.

Ada yang berpendapat bahwa apa yang sebenarnya halal atau haram itu sudah ditetapkan oleh Tuhan. Itu benar, tapi secara umum, secara khususnya manusia yang harus mengembangkan. Itulah kenapa manusia berpikir. Tuhan memberi batas bukan membatasi.

Selanjutnya, ada satu pendapat skeptic tentang kontroversi ini. Kenapa kita harus ribut-ribut? Toh walau diharamkan banyak juga yang tetap melaksanakan. Seperti korupsi, udah diharamkan, udah ada hukumannya, baik dunia dan akhirat, masih juga banyak kan?

Seperti pendapat di atas, merokok itu hak dan pilihan anda. Tapi bertanggung jawablah. Jangan merusak kesehatan orang lain. Jangan membebani keluarga anda untuk membeli berbungkus-bungkus rokok. Itu saja udah cukup…Soal dosa atau gak, itu urusan pribadi kan?

Pilihan Anda, terserah Anda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar