dari sini |
Ibarat telur, maka telur itu siap
menetas setelah dierami selama 21 hari. Layaknya padi, setelah benih ditebar,
tanaman padi tumbuh dan dirawat pemiliknya, bulir-bulir emasnya sudah waktunya
dipanen petani.
Saat ini adalah waktunya.
Pada hari Selasa tanggal 4 Juni 2013, kami
semua dikumpulkan di aula eks MA, salah satu tempat pertama kami mendapat
penyambutan dahulu. Memang kami tidak diberi tahu apa maksud kami dikumpulkan,
namun kami semua menduga acara sebenarnya adalah pengumuman penempatan.
Masih banyak yang tertawa-tawa.
Akan tetapi tidak bisa dipungkiri banyak wajah-wajah yang memancarkan
ketegangan, kepasrahan, bahkan penasaran. Seperti acara-acara seremonial
lainnya, selalu ada sambutan dari pejabat. Dan di situlah kami mendapat
wejangan-wejangan dari beliau.
Lihatlah sisi positifnya.
Dimanapun Anda ditempatkan.
Di Aceh sana, di timur jauh
Papua, di Saumlaki, atau di Tahuna.
Satu per satu nama kami dipanggil
dan mengambil amplop di depan. Banyak yang sudah yang tidak sabar lagi dan
segera membuka amplop tersebut. Maka bermunculan ekspresi yang berbeda-beda
dari wajah mereka. Senyuman, tertawa, tertegun, melamun, bahkan menangis.
Banyak yang ditempatkan sesuai preferensi yang diisinya dahulu. Ada yang hanya
bergeser sedikit dari preferensinya. Ada yang ditempatkan bukan di
preferensinya. Ada yang ditempatkan di kantor pusat, ada pula yang pulang ke
kampung halamannya.
Berdasarkan pernyataan pak
pejabat, banyak pertimbangan yang digunakan untuk memutuskan di mana kami
ditempatkan. Prestasi selama kuliah, prestasi selama magang, sikap dan perilaku, dan kebutuhan organisasi. Karena
faktor-faktor di atas inilah mungkin tidak semua sesuai dengan keinginan setiap
pribadi.
dari sini |
Mungkin masa magang adalah masa
di mana kami dierami. Mungkin kini saatnya kami siap dipanen. Dan mungkin masa
penempatan ini adalah periode kedua kami dierami. Tahap selanjutnya sebelum
menjadi nasi.
Lebih enak rasanya mengucapkan “Selamat
Datang!” daripada “Selamat Tinggal” bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar